ActionAid Mempromosikan Gender Responsive Public Services (GRPS) sebagai Pendekatan Transformatif dalam Tata Kelola Pelayanan Publik

Diterbitkan pada | Senin, 03 Agustus 2020

Pada 8 Oktober 2018, YAPPIKA-ActionAid bersama Kemitraan, Hivos Southeast Asia, dan Public Services International menyelenggarakan panel diskusi “Improvement of Public Service Through Gender Equality in Health and Education”. Terdapat empat narasumber dalam panel diskusi ini, yaitu Everjoice Win (ActionAid International), Yasir Sani (Kemitraan), Vivien Suerte-Cortez (Hivos Southeast Asia), dan Susana Barria (Public Services International). Panel diskusi ini merupakan satu dari sebelas panel yang ada dalam kegiatan “People’s Summit on Alternative Development” yang diselenggarakan di Sanur, Bali sebagai respon masyarakat sipil terhadap Annual Meeting IMF-WB.


Foto Dari Ki-Ka: Tatat (Hivos Southeast Asia), Everjoice Win (ActionAid International), dan Susana Barria (Public Services International) dalam diskusi panel “Improvement of Public Service Through Gender Equality in Health and Education” pada 8 Oktober 2018 (Foto: Hendrik Rosdinar)

Dalam diskusi ini, Everjoice menjelaskan bahwa komponen penyelenggaraan pelayanan publik harus berdasarkan pada 4 prinsip, yaitu :

1) dibiayai oleh anggaran negara yang tidak dikendalikan oleh kepentingan pasar,

2) dapat diakses oleh publik dan berlaku secara universal,

3) kesetaraan gender dan inklusif, dan

4) berdasarkan standar hak asasi manusia.

Oleh karena itu, ActionAid menyatakan bahwa kebijakan dan persyaratan dari IMF dan World Bank tidak boleh menghalangi pemerintah untuk menyediakan layanan publik yang sensitif gender yang merupakan kewajiban pemerintah sesuai dengan Konvensi HAM yang telah diratifikasi. Hal ini menjadi salah satu dari 18 komunike hasil dari People’s Summit on Alternative Development yang disampaikan kepada IMF dan World Bank  dalam kegiatan CSO’s Town Hall di Nusa Dua, Bali


Tag :