(DICARI) Evaluator Independen Program Meningkatkan Nutrisi dan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja (MUTIARA)

Diterbitkan pada | Senin, 18 Desember 2023

Pengumuman Terbuka

 

Evaluator Independen

Program Meningkatkan Nutrisi dan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja

(MUTIARA)

 


1.     Latar Belakang

YAPPIKA-ActionAid mengelola Program Meningkatkan Nutrisi dan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja (MUTIARA) atas dukungan dari Fondation Botnar. Dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan YPSM Jember dan Philips Indonesia. Program ini di antaranya ditujukan untuk turut serta mendukung Pemerintah Kabupaten Jember dalam menangani persoalan stunting, deteksi dini risiko kehamilan pada ibu hamil, serta peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan dan sanitasi yang menjadi penyebab stunting. Deteksi dini risiko kehamilan dan stunting dilakukan melalui intervensi teknologi menggunakan aplikasi Mobile Obstetrics Monitoring (MOM) dan mobile ultrasound (USG).

Program ini dilaksanakan di 10 Desa dan 8 Kelurahan di Kabupaten Jember dengan beberapa kegiatan utama adalah pemberian makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil, monitoring dan deteksi dini risiko kehamilan dan kesehatan balita menggunakan aplikasi MOM dan pemeriksaan dengan ultrasound, dukungan pengembangan kebun gizi keluarga, dukungan perbaikan sanitasi dengan pengadaan toilet, pelibatan remaja dalam kampanye kreatif tentang kesehatan dan sanitasi guna pencegahan stunting, advokasi alokasi anggaran kesehatan, dan edukasi tentang kesehatan ibu dan melalui diskusi-diskusi di komunitas masyarakat dengan menghadirkan narasumber maupun material edukasi lainnya. Selanjutnya, pembelajaran dari pelaksanaan program ini diharapkan juga dapat memberikan masukan tentang penanganan kesehatan ibu, anak, dan remaja di Jember.

Saat ini program sudah memasuki tahap akhir intervensi setelah 18 bulan implementasi di lokasi program. Beberapa capaian pentingnya adalah 2.104 ibu hamil telah dijangkau dengan layanan pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan kader untuk deteksi cepat jika terjadi risiko kehamilan, di mana ini termasuk pemeriksaan dengan USG. Program MUTIARA juga berhasil menurunkan angka ibu hamil anemia di wilayah kerja intervensi dari 14% menjadi 8% dan ibu hamil KEK dari 19% menjadi 14% yang diberikan intervensi pemberian makanan tambahan untuk pemulihan. Di wilayah intervensi juga terjadi penurunan angka prevalensi under weight dari 12,6% menjadi 10,5%; sementara prevalensi stunting turun dari 9,25% menjadi 7,18% (ini berdasarkan data perhitungan selama 6 bulan timbang dari awal tahun 2023 hingga pemberian makanan tambahan di bulan Juni 2023).

Capaian lain adalah dalam upaya intervensi pemenuhan nutrisi dan gizi dengan implementasi kebun gizi rumah tangga sebanyak 129 kebun gizi dan 36 kebun gizi komunal yang berada di lahan lebih dari 2.000 M2, di mana ini terdiri dari lebih dari 30.000 ikan lele dan 10.000 batang sayuran yang dikelola ini telah memberikan manfaat kepada 265 orang kelompok sasaran. Upaya kebun gizi telah memberikan dampak positif juga dengan adanya replikasi kebun gizi oleh 36% penerima manfaat program ini (ibu hamil dan keluarga balita).

Dalam rangka menguatkan pengetahuan remaja di dalam kesehatan ibu dan anak serta remaja telah mengintervensi 4 Forum Anak Desa, 2 kelompok remaja di Pondok Pesantren, 14 Forum Anak Mutiara dengan keterlibatannya dalam agenda peningkatan kapasitas dan kampanye serta praktik kebun gizi dan sanitasi warga. Sementara itu dalam advokasi di desa, berhasil meningkatkan alokasi anggaran Desa untuk KIA di 10 desa wilayah kerja. Dan intervensi kader posyandu, petugas kesehatan (bidan, dokter, ahli gizi) dalam peningkatan kapasitas dalam pemberian pelayanan kepada ibu hamil dan balita.

Berbagai capaian ini tentunya perlu dibanggakan. Namun demikian, YAPPIKA-ActionAid memandang penting untuk mendapatkan pembelajaran dari pelaksanaan program ini melalui kaca mata dari eksternal. Terutama dalam hal apakah desain intervensi program telah mencukup, apakah program relevan dalam merespons situasi di lokasi program, efisiensi dan efektivitas juga perlu diperoleh pembelajarannya.

 

2.     Tujuan, Ruang Lingkup dan Pengguna Evaluasi

Tujuan pertama dari evaluasi independen ini adalah untuk memberikan evaluasi yang komprehensif terhadap manajemen program dan proses implementasi yang dilakukan oleh YAPPIKA-ActionAid dan mitra pelaksana di  Kabupaten Jember; khususnya tentang bagaimana program dapat memenuhi tujuan, hasil dan keluaran yang telah disepakati serta dampak pada perubahan di lokasi program (individu, kelompok, pemerintah desa dan pemerintah kabupaten). Tujuan kedua adalah untuk menganalisis dan mendokumentasikan tantangan yang dihadapi, pembelajaran dan, praktik terbaik yang dihasilkan. Last but not least, evaluasi ini juga bertujuan untuk memahami efisiensi dan efektivitas dukungan teknis YAPPIKA-ActionAid yang diberikan kepada mitra pelaksana selama masa durasi program.

Evaluasi akan mencakup berbagai komponen seperti hasil, keluaran, dan kegiatan sebagaimana tercermin dalam dokumen program. Pengguna hasil evaluasi dan rekomendasi dari evaluasi ini YAPPIKA-ActionAid dan Fondation Botnar. Pengguna potensial lainnya mitra pelaksana program dan pemangku kepentingan terkait sebagaimana diperlukan.

 

3.     Metodologi

Evaluasi akan didasarkan pada pendekatan partisipatif, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan utama yang dipilih. Evaluasi akan menggunakan sumber data primer dan sekunder untuk menyelidiki kemajuan dan untuk menghasilkan bukti yang mendukung temuan. Secara keseluruhan, pendekatan evaluasi harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti relevansi, koherensi, efektivitas, efisiensi, keberlanjutan dan dampak. Sedapat mungkin, data kuantitatif dan kualitatif akan dikumpulkan, divalidasi, ditriangulasi dan dianalisis. Analisis diharapkan mampu mengedepankan dampak program bagi perubahan di tingkat aktor-aktor utama di setiap arena intervensi. Proses evaluasi akan mencakup tinjauan pustaka, wawancara dan observasi. Metodologi yang diusulkan tidak tetap, namun, dan dapat disesuaikan oleh Tim Evaluator jika dianggap perlu, sesuai dengan ruang lingkup dan tujuan evaluasi dan berkonsultasi dengan tim YAPPIKA-ActionAid.

4.     Aspek Evaluasi

4.1.  Relevansi dan nilai untuk strategi organisasi dan pernyataan misi

Sejauh mana desain program memperhitungkan kebutuhan penerima manfaat dan pemangku kepentingan?

4.2.  Validitas dan relevansi desain. Keselarasan tujuan, hasil, keluaran dan kegiatan

4.3.  Pencapaian dan efektivitas proyek

4.4.  Efisiensi penggunaan sumber daya

4.5.  Efektivitas pengelolaan hibah; dan

4.6.  Orientasi dampak dan keberlanjutan dalam relevansinya dengan kelompok sasaran (individu, kelompok, pemerintah desa dan kabupaten).

 

 

5.     Tanggung Jawab dan Hasil Kerja Tim Evaluator

5.1.  Tanggung Jawab Utama

5.1.1.     Desain, perencanaan dan pelaksanaan evaluasi dan penulisan laporan evaluasi, menggunakan pendekatan yang disepakati oleh YAPPIKA-ActionAid dan untuk pengiriman sesuai dengan spesifikasi dan waktu

5.1.2.     Berkonsultasi dan bekerja sama, sesuai kebutuhan, dengan YAPPIKA-ActionAid, pemangku kepentingan, dan mitra untuk memastikan hasil yang memuaskan

 

5.2.  Hasil Utama

5.2.1.     Laporan Awal dengan Metodologi

Laporan pendahuluan harus merinci pemahaman evaluator tentang apa yang sedang dievaluasi dan mengapa, menunjukkan bagaimana setiap pertanyaan evaluasi akan dijawab dengan cara: metode yang diusulkan; sumber data yang diusulkan; dan prosedur pengumpulan data. Laporan awal juga harus mencakup matriks kerangka evaluasi, daftar pemangku kepentingan, alat/panduan wawancara yang diusulkan, jadwal tugas yang diusulkan, kegiatan, hasil, dan garis besar laporan akhir.

5.2.2.     Draf Laporan Evaluasi

Evaluator akan menyerahkan draf laporan evaluasi kepada YAPPIKA-ActionAid. Rekomendasi, pembelajaran, dan praktik baik yang muncul harus didokumentasikan dalam draf laporan evaluasi.

Sebuah presentasi harus disiapkan untuk YAPPIKA-ActionAid pada draft laporan.

5.2.3.     Laporan Evaluasi Akhir

Untuk diserahkan ke YAPPIKA-ActionAid sesuai garis besar laporan dan timeline. Laporan juga harus, mencakup rekomendasi spesifik dan rinci oleh Evaluator berdasarkan analisis informasi yang diperoleh. Laporan tersebut juga harus mencakup bagian khusus tentang pembelajaran dan praktik baik yang relevan untuk kinerja dan penyampaian yang lebih baik untuk proyek masa depan atau yang dapat direplikasi atau yang harus dihindari.

 

 

 

 

6.     Tim Evaluator

Evaluasi dapat dilakukan oleh personal atau dapat membentuk tim yang disesuaikan dan didiskusikan sesuai kebijakan program YAPPIKA-ActionAid. Tim setidaknya memiliki syarat kemampuan sebagai berikut

6.1.  Pengalaman minimal 3 tahun melakukan monitoring dan evaluasi program pembangunan di daerah-daerah di Indonesia, khususnya dalam melaksanakan metodologi evaluasi yang ketat;

6.2.  Pengalaman dan pengetahuan mengenai antropologi masyarakat;

6.3.  Pengetahuan yang kuat tentang kesehatan ibu, anak dan remaja, advokasi, pengembangan organisasi dan pemberdayaan masyarakat;

6.4.  Keterampilan interpersonal yang kuat dalam lingkungan multikultural, berpengalaman dalam melibatkan masyarakat dan stakeholder (pemerintah, CSO, Media, Akademisi) di tingkat kabupaten dan desa.

 

7.     Kriteria Pengajuan Proposal

Rancangan evaluasi yang diusulkan harus mempertimbangkan metode dalam pengumpulan data yang setidaknya di dalam Proposal harus memuat informasi berikut:

7.1.  Metodologi dan pendekatan yang diusulkan untuk desain evaluasi;

7.2.  Jika ada Tim, maka diusulkan komposisi tim yang diusulkan (dengan jelas menyatakan peran dan tanggung jawab setiap anggota tim);

7.3.  Proposal keuangan untuk melakukan evaluasi, lengkap dengan rincian jam kerja atau hari yang diperlukan untuk melakukan setiap tahap persiapan, pengembangan alat pengumpulan data, pengumpulan dan analisis data, kunjungan lapangan/perjalanan, penulisan laporan, dan presentasi. Proposal keuangan termasuk biaya perjalanan dan akomodasi Tim Evaluator. Total biaya harus termasuk biaya pajak sesuai peraturan perundang-undangan di mana YAPPIKA-ActionAid akan melakukan pemotongan berdasarkan nilai kontrak.

7.4.  Workplan, rincian aktivitas monitoring dan evaluasi yang akan dilaksanakan;

7.5.  Curriculum Vitae terbaru, menyoroti pengalaman dan keterampilan terkait dengan lingkup pekerjaan yang dibutuhkan;

7.6.  Contoh laporan evaluasi sebelumnya.

 


 

8.     Pengajuan Aplikasi

Proposal dikirimkan melalui (termasuk CV terbaru termasuk anggota tim, anggaran, dan contoh laporan evaluasi sebelumnya) melalui tautan email kepada

GRIPS Coordinator YAPPIKA-ActionAid, Rokhmad Munawir (rokhmad.munawir@yappika-actionaid.or.id)

Dan Cc kepada:

hardiyanto@yappika-actionaid.or.id; elita.triandayani@yappika-actionaid.or.id; hendrik.rosdinar@yappika-actionaid.or.id ; tri.sudarminah@yappika-actionaid.or.id

Aplikasi dikirimkan sebelum 28 Desember 2021 pukul 23:58 waktu Jakarta. Hanya kandidat terpilih yang akan dihubungi.


9.     Timeline

Penerimaan Proposal

28 Desember 2023

Seleksi

2-8 Januari 2024

Pengumuman

8 Januari 2024

Pelaksanaan Evaluasi

12-25 Januari 2024

Pengiriman Draft Laporan

30 Januari 2024

Presentasi ke YAPPIKA

1 Februari 2024

Pengiriman Laporan Final

15 Februari 2024