Kebun Gizi dan Peningkatan Nutrisi Siswa

Diterbitkan pada | Jumat, 04 November 2022

Inisiatif YAPPIKA-ActionAid dalam Program Sekolah Aman mengembangkan kebun gizi di sekolah di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur mendapatkan sambutan yang sangat baik dari pihak sekolah, komunitas sekolah, orang tua siswa dan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat. Inisiatif yang dilakukan sejak awal tahun 2022 ini, awalnya dilaksanakan di 2 (dua) sekolah dasar negeri, yakni SDN Rajaka dan SDN Inpres Hoba Jangi. Keduanya mengembangkan kebun gizi di tingkat sekolah dan komunitas sekolah. Luasannya cukup besar, yakni mencapai dari 5 Ha.

Kebun gizi di kedua sekolah ini telah dua kali tanam dan panen. Tanaman yang ditaman adalah sayuran seperti sawi putih, kangkung, pare pelut, tomat, kacang hijau, cabe. Dan kini mulai mengembangkan kolam ikan air tawar, yakni ikan lele dan ikan nila. Kebun gizi ini telah dipanen dan hasilnya telah digunakan untuk makan bersama siswa di sekolah, sebagaian hasilnya dijual oleh komunitas sekolah dan sebagian lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga anggota komunitas sekolah dan guru.

Marcel, staf Yayasan Bahtera yang menjadi mitra YAPPIKA-ActionAid di Kabupaten Sumba Barat mengatakan bahwa sejak awal membuat telah ada kesepakatan mengenai hasil panen. “Kami arahkan mereka untuk bersepakat membagi hasilnya, harus ada yang diserahkan ke sekolah untuk makan bersama”, demikian disampaikannya pada saat Pertemuan Monitoring YAPPIKA-ActionAid di Kantor Yayasan Bahtera bulan Agustus 2022 lalu.

Sementara itu, Ketua Komunitas Sekolah SDN Rajaka, Markus menyebut bahwa ini adalah kegiatan kebun gizi ini sangat penting bagi komunitas sekolah karena ini sangat dibutuhkan mereka. “Ini sangat penting, anak-anak bisa makan sayur, kami sangat berterima kasih kepada Yayasan Bahtera dan YAPPIKA”, demikian ditegaskannya pada saat pertemuan komunitas sekolah di SDN Rajaka.

YAPPIKA-ActionAid mengawali implementasi kebun gizi ini dengan melakukan kajian sederhana bersama komunitas sekolah mengenai asupan dan pola makan anak di lingkungan mereka.

Hasil kajian YAPPIKA-ActionAid di sekolah sasaran Program Sekolah Aman tahun 2022, di Kabupaten Sumba Barat 95% siswa berjalan kaki menuju sekolah dengan jarak 100 Meter hingga 3 Km. Dari hasil kajian ini juga diketahui bahwa konsumsi energi dan proteinnya kurang dari 70% berdasarkan pada tabel angka kecukupan gizi. Hasil analisis Z-Score terhadap pengukuran tinggi badan siswa di SDN Rajaka yang menjadi salah satu sampel kajian YAPPIKA-ActionAid diperoleh dari 30 siswa perempuan dan laki-laki, 11 anak masuk kategori pendek dan 8 anak masuk kategori sangat pendek. Sedangkan status gizi berdasar perbandingan berat bedan terhadap usia, dari 30 sampel tersebut 11 anak masuk kategori gizi kurang dan 7 anak masuk kategori gizi buruk.

Situasi ini yang melatarbelakangi YAPPIKA-ActionAid untuk melakukan upaya pemenuhan nutrisi dan gizi siswa di Kabupaten Sumba Barat dengan skema Program Sekolah Aman, demikian disampaikan oleh Hardiyanto, Senior Program Officer YAPPIKA-ActionAid.

“Kebun gizi ini penting untuk meningkatkan asupan nutrisi anak-anak di Sumba, yang penting hasilnya dikonsumsi dulu, kami tidak mendorong untuk menjual tapi dikonsumsi” tegasnya.