Komunitas Sekolah Aman Bencana Berbasis Masyarakat Jadi Contoh Pelokalan PRB

Diterbitkan pada | Senin, 25 Juli 2022


 

Simulasi Penyelamatan Diri Saat Terjadi Gempa/Adrian Mulya/YAPPIKA-ActionAid


Membentuk komunitas yang tangguh menghadapi bencana menjadi salah satu kegiatan utama YAPPIKA-ActionAid dalam pendampingan masyarakat. Salah satu komunitas tanggap bencana yang berhasil dibentuk adalah Komunitas Sekolah Aman Bencana Berbasis Masyarakat (Kassabar) yang beranggotakan murid, guru, orang tua siswa dan komunitas sekolah SDN Tamanjaya 2, di Desa Tamanjaya Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Komunitas ini dibentuk pasca terjadinya tsunami Selat Sunda pada tahun 2018 yang membuat masyarakat terdampak mengalami trauma berat. 

SDN Tamanjaya 2 turut terdampak tsunami karena lokasinya yang berada di bibir pantai. Bencana yang terjadi menyisakan trauma mendalam bagi guru dan siswa di sana. Pengalaman menghadapi bencana menyadarkan para guru mengenai pentingnya siswa, orang tua dan masyarakat sekitar memiliki pengetahuan kesiapsiagaan kebencanaan. Guru di SDN Tamanjaya 2, Imas Mas’iyah mengatakan terbentuknya Kassabar merupakan contoh aksi komunitas untuk pelokalan Penanggulangan Resiko Bencana (PRB). Kassabar mengadakan simulasi bencana dan pelatihan kebencanaan kepada siswa dan wali siswa, serta membuat jalur evakuasi saat terjadi tsunami. Guru dan wali siswa juga membuat kesepakatan megenai proses evakuasi saat terjadi gempa yang berpotensi tsunami. 

“Kami bersepakat dengan wali siswa ketika terjadi gempa besar dan berpotensi tsunami, orang tua tidak menjemput anak-anaknya ke sekolah karena jalur ke sekolah melewati pantai. Guru akan membawa anak-anak ke titik kumpul dan para orang tua dapat langsung menuju titik kumpul untuk menemui anak-anak mereka”, kata Imas. 

Kassabar tidak hanya mengadakan simulasi bencana namun juga memberikan bimbingan kepada wali  siswa agar mengajarkan anak-anaknya untuk memahami pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana dan tidak trauma lagi. Komunitas sekolah juga mendorong Disdikbudpora (Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga) Kabupaten Pandeglang agar materi kebencaan menjadi muatan lokal dalam pembelajaran di sekolah. Dimana hal ini telah sesuai dengan mandat Satuan Pendidikan Aman Bencana yang merupakan program Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan dampak bencana di satuan pendidikan.

 

Simulasi Evakuasi Saat Terjadi Bencana di SDN Tamanjaya 2

Terbentuknya Kassabar mendorong terbentuknya komunitas sekolah rawan bencana di tingkat kabupaten. Di tingkat Kabupaten, sekolah-sekolah yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) membentuk Komunitas Sekolah Tangguh Bencana (Kostana).

“Mereka ingin seperti di SD kami mengadakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), tidak buang sampah sembarangan, melakukan simulasi bencana dan edukasi kesiapsiagaan bencana kepada siswa sehingga mereka jadi tangguh”, tambah Imas. 

Kostana mengadakan berbagai kegiatan seperti melakukan pelatihan PRB untuk anggota, menanam mangrove dan simulasi bencana.

Terbentuknya Kassabar dan Kostana menjadi contoh keberhasilan pelolakan PRB sebagai salah satu misi perubahan yang diusung oleh YAPPIKA-ActionAid melalui Program Prioritas Aksi Kemanusiaan dan Ketangguhan.