Pelatihan dan Pembelajaran Guru Inovatif dan Partisipatif Program Sekolah Aman 2024

Diterbitkan pada | Rabu, 28 Februari 2024

Pelatihan dan Pembelajaran Guru Inovatif dan Partisipatif Dalam Peningkatan Literasi Dasar dan Numerasi Program Sekolah Aman 2024


YAPPIKA-ActionAid melalui Program Sekolah Aman mengadakan Pelatihan dan Pembelajaran Guru Inovatif dan Partisipatif: Dalam Peningkatan Literasi Dasar dan Numerasi di Kota Kupang pada 19-21 Februari 2024.  Peserta kegiatan ini merupakan guru dan kepala sekolah dari berbagai sekolah dampingan YAPPIKA-ActionAid dan Bengkel APPeK Nusa Tenggara Timur,  beberapa sekolahtersebut di antaranya adalah  Sekolah Dasar Negeri (SDN) Babau, SDN Binilaka, SDN Dendeng, SDN Manefu, SDN Tetelek, dan SDN Oeli'i.  


Pada hari pertama para peserta mendapatkan beberapa materi terkait adalah Psikologi Anak, Asesmen Diagnostik, Kesetaraan  Gender,  Disabilitas, Inklusi, Solidaritas hingga Assemen (lingkungan) Literasi/Numerasi. Dilanjutkan dengan hari kedua para guru medapatkan materi perencanaan pembelajaram, metode, model, dan media kreatif dan di akhir dengan presentasi micro teaching pada hari ketiga.


Pada Periode 2024, YAPPIKA-ActionAid berfokus pada peningkatan kualitas belajar melalui Proyek Bale Belajar (Literasi Dasar dan Numerasi). Berdasarkan pada Rapor Pendidikan Indonesia [https://pusmendik.kemdikbud.go.id/profil_pendidikan/profil-wilayah.php ] terdapat 50% siswa yang memiliki kemampuan di bawah batas kemampuan minimum untuk literasi dan numerasi. Menurut Data Temuan YAPPIKA-ActionAid di lokasi dampingan, status literasi dan numerasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur pun berada di bawah di bawah kompetensi minimum. Hampir 25% siswa di sekolah yang dikunjungi belum dapat membaca, menulis dan berhitung. Bahkan, ada sekolah yang lebih dari 50% belum dapat membaca menulis dan berhitung. Padahal, sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sedang mendorong pembangunan manusia menuju generasi emas 2045.

Salah satu faktor yang menjadi penghambat masalah literasi adalah kapasitas guru sebagai aktor perubahan dalam kegiatan belajar mengajar di ruang kelas. Guru tak hanya mentransformasi pengetahuan, tetapi harus mampu memotivasi siswa untuk memiliki budaya belajar. Namun demikian, guru juga memiliki masalah di lapangan. Contohnya, guru di daerah, kesulitan memperoleh sumber bahan ajar akibat ketidakmerataan akses pendidikan. Padahal, literasi pendidikan merupakan hak. Kedua, peningkatan kapasitas guru juga masih sangat minim. Guru di daerah masih jarang mendapatkan peningkatan kapasitas terkait pembelajaran yang menarik dan mendorong pengetahuan lokal. Oleh karena itu, YAPPIKA-ActionAid dalam Program Sekolah Aman akan mendorong peningkatan pengetahuan dan kapasitas guru dalam mendorong kualitas literasi dasar dan numerasi siswa di sekolah.

Program Sekolah Aman merupakan program flagship YAPPIKA-ActionAid yang dilaksanakan sejak tahun 2016. Pelaksanaan program Sekolah Aman dimulai di Kabupaten Bogor (Jawa Barat), Kabupaten Serang (Banten) dan Kabupaten Kupang (Nusa Tenggara Timur). Pada saat perumusan Program Sekolah Aman telah disusun ada 4 hal cakupan pokok (pilar) Program, yakni 1) Infrastruktur yang baik; 2) Pembelajaran berkualitas; 3) Lingkungan yang sehat; 4) Akuntabilitas sekolah dan pelayanan pendidikan.