Diterbitkan pada | Sabtu, 03 Februari 2024
Siaran Pers
Mengantar Natoen Berlayar di Samudera Pengetahuan
Kupang 2/02/2024 – Pendidikan
merupakan hak setiap warga negara Indonesia. Negara menjamin setiap warga
negara untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas. Hal ini tertuang pada Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 yang
mengatakan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Jaminan konstitusi terkait
pendidikan ini tenyata masih menghadapi pelbagai masalah, misalnya kerusakan infrastruktur,
angka literasi yang rendah, rendahnya kompetensi dan kesejahteraan guru, dan
ketimpangan kualitas pendidikan antar daerah. Padahal
Pemerintah telah mengalokasikan 20% Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
untuk Pendidikan.
Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi,
tercatat ada 60,60% ruang kelas SD dalam kondisi rusak ringan atau sedang pada
tahun ajaran 2021/2022. Angka tersebut lebih tinggi 3,47% poin dibandingkan
setahun sebelumnya yang sebesar 57,13%. Program
Sekolah Aman merupakan program flagship YAPPIKA-ActionAid yang dilaksanakan
sejak tahun 2016. Program ini mendorong pelayanan publik yang inklusif dan aman
bencana khususnya di Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar. Dalam pelaksanaannya, Sekolah Aman memulai program dengan mendorong
perbaikan infrastruktur sekolah.
Pada
Jumat, 2 Februari 2024, YAPPIKA-ActionAid bekerja sama dengan mitra Bengkel
APPeK melakukan Peresmian Pembangunan SD Inpres Natoen, di Desa Sulamu,
Kabupaten Kupang. Dalam kerja sama ini, Samudera Peduli yang merupakan Unit
Kerja dari PT Samudera Indonesia mendanai Pembangunan 4 ruang kelas baru, 2 toilet dan rehab ringan
3 ruang kelas serta 4 toilet. Hal ini
dilakukan karena akses pemerataan infrastruktur sekolah masih menjadi masalah
hingga kini.
SD Inpres Natoen merupakan Sekolah yang berada di Desa Sulamu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sekolah ini sangat jauh dari perkotaan. Membutuhkan waktu 3 jam dengan kendaraan pribadi untuk menuju ke sekolah dari Kota Kupang. Untuk itu, diperlukan pengawasan yang rutin dari pemerintah daerah untuk mendorong keaktifan dan kehadiran baik siswa maupun guru dalam proses pembelajaran.
Ebi
Junaedy selaku Dewan Pengurus Yayasan Edukasi Samudera Indonesia mengatakan
dalam sambutannya, “Kisah hidup saya sama dengan kondisi SD Inpres Natoen.
Sekolah saya dahulu sering disebut seperti kandang ayam. Saya berasal dari
daerah terpencil di Medan. Namun, ada salah satu guru yang menyemangati saya
untuk sekolah hingga pendidikan tinggi. Jika tidak ada guru yang bilang ‘kau
juara di kelas ini, kau bisa juara dimana pun, mungkin hari ini saya tidak
berada di sini. Bantuan ini mudah-mudahan bisa mendorong semangat dan cita-cita
anak-anak SD Inpres Natoen. Memberikan mimpi merupakan modal utama membangun
cita-cita siswa.”
Hal
ini pun diamini oleh Fransisca Fitri, selaku Direktur YAPPIKA-ActionAid dalam
sambutannya, “Dalam Pelaksanaan Program Sekolah Aman, kami mendorong
pemberdayaan komunitas sekolah. Hal ini karena kami berpandangan bahwa
pendidikan merupakan hak. Maka, permasalahan pendidikan harus didorong oleh
partisipasi aktif seluruh elemen. Dari orangtua, guru, dan juga pemerintah. Kedua,
kolaborasi juga merupakan hal yang penting, semisal melibatkan pihak swasta
dalam Pembangunan Infrastruktur, seperti yang kita lakukan sekarang. Karena sebagaimana
kita ketahui beberapa daerah memiliki kapasitas fiskal yang kecil. Ketiga,
advokasi perubahan kebijakan. Kami mengharapkan adanya pengawasan dari
Pemerintah untuk mendorong keberlanjutan dan perubahan yang sistemik di Sekolah
lainnya. Intinya, Gedung yang gagah ini hanya awal untuk menghantar anak anak
kita mengarungi dan berlayar di samudera pengetahuan. Untuk itu mari kita
berkolaborasi untuk menuju pendidikan yang lebih baik.
Menanggapi
hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Eliazer
Teuf menghimbau, ”perbaikan infrastruktur
SD Inpres Natoen juga harus
disertai dengan mutu pendidikan yang baik. Bapak/Ibu guru diharapkan
bersungguh-sungguh dalam melakukan pengajaran. Kupang belum pernah memenangkan
Olimpiade Sains Nasional (OSN), untuk itu mari kita dorong anak anak untuk
berkompetisi. Kemudian, seluruh elemen di sekolah untuk bersama sama menjaga
sekolah yang sudah diperbaiki.”
Acara yang cukup khidmat tersebut diakhiri dengan pemotongan pita sebagai simbolik penyerahan Gedung sekolah baru dari Samudera Peduli kepada SD Inpres Natoen. Kemudian, selanjutnya dilakukan ibadah sebagai bentuk syukur atas acara Peresmian Pembangunan SD Inpres Natoen.