Nada-Nada Organ Tunggal Taufik Yang Harus Berhenti Karena Gempa

Diterbitkan pada | Senin, 03 Agustus 2020

Moh. Taufik (43) adalah seorang pemain elekton (organ tunggal) yang tinggal di sebuah rumah kecil bersama istri dan keempat orang anaknya sebelum gempa terjadi. Untuk membantu perekenomian keluarga, istrinya juga turut bekerja di tempat pengasapan kelapa yang berlokasi di Silae, sekitar 3 jam dari Desa Rano.

Ia sama sekali tidak menyangka bahwa gempa yang terjadi pada 28 September 2018 meratakan rumahnya.  Anaknya bahkan hampir tertimpa dinding rumah yang runtuh. Pada saat itu ia khawatir dengan keselamatan istrinya yang masih berada di Silae untuk bekerja.

Kemudian bersama anak-anaknya, ia mengungsi ke lapangan bola yang terletak sekitar 800 meter dari rumahnya yang hancur. Selama perjalanan menuju lapangan bola, Taufik sangat memikirkan istrinya yang kunjung tak ada kabarnya. Ia hanya pasrah dan berharap bahwa istrinya akan baik-baik saja.

Beberapa hari setelah gempa, istrinya kembali ke Desa Rano dalam keadaan baik-baik saja. Rumahnya boleh saja hancur, elektonnya untuk mencari nafkah rusak, namun setidaknya keluarganya tetap utuh dan dianugerahi keselamatan.

Yang tersisa setelah gempa hanya beberapa perabotan rumah tangga dan membuat Taufik bingung mencari tempat tinggal. Satu bulan setelah gempa, WALHI Sulawesi Tengah, organisasi masyarakat sipil yang sebenarnya tak asing bagi warga Desa Rano, datang kembali dengan perencanaan untuk membangun rumah tumbuh bagi warga yang rumahnya terdampak gempa.

Tidak hanya membangunkan rumah untuk warga, WALHI Sulawesi Tengah juga ikut membantu mengembalikan perekonomian warga, sehingga ia merasa perekonomian warga Desa Rano menjadi lebih baik dari sebelumnya, bahkan dari sebelum gempa. WALHI juga banyak memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang bencana, seperti memberitahukan warga tentang zona rawan bencana yang ada di Desa Rano.

Rumah tumbuh di Desa Rano dalam tahap pembangunannya juga melibatkan warga Desa Rano. Ukuran minimum yang disepakati dan disediakan oleh WALHI memang tidak begitu besar, dan tidak cukup menampung sisa-sisa perabotan rumah. Namun ia merasa cukup dan sangat bersyukur karena ia tidak lagi kebingungan mencari tempat tinggal.

Tag :