Diterbitkan pada | Selasa, 04 Juli 2023
YAPPIKA-ActionAid bersama PPSW Pasoendan Digdaya melaksanakan simulasi penanggulangan bencana inklusif di Desa Umbul Tanjung, Kabupaten Serang dan Desa Sumberjaya, Kabupaten Pandeglang pada 9-10 Juni 2023. Simulasi penanggulangan bencana yang inklusif ini terselenggara atas kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah desa hingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang, Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia Kabupaten Serang, Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Serang, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Kabupaten Serang, Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Serang, dan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kabupaten Serang dan Pandeglang.
Keberadaan kelompok rentan sering kali terlupakan dalam penanggulangan bencana, "dimana orang lari-larian, kemudian mobil yang harus lalu lalang gitu kan pasti akan membahayakan kaum-kaum rentan ini, kaum disabilitas," ungkap Teguh dari Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Serang disela-sela kegiatan simulasi penanggulangan bencana yang inklusif di Desa Umbul Tanjung, Serang. Senada dengan itu Jumri dari Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Serang juga menjelaskan pentingnya pelibatan kelompok disabilitas, "memberikan kenyamanan atau rasa nyaman ketika akan terjadi bencana untuk disabilitas yang mana disabilitas harus diprioritaskan ketika terjadi bencana," ungkapnya.
"Kegiatan Simulasi Penanggulangan Bencana yang Inklusif hari ini diadakan dalam rangka Program Women Led Community Based Protection yang bertujuan melindungi perempuan, anak muda, hingga kelompok rentan seperti disabilitas dalam menghadapi bencana. Perempuan, anak muda, kemudian terutama juga disabilitas merupakan kelompok yang tertinggal dalam penanggulangan bencana padahal seharusnya mereka bisa bersuara dalam penanggulangan bencana, mewakili kelompok mereka sendiri, bukan diwakili," jelas Richa Syapitri, Humanitarian Action and Resilience Officer YAPPIKA-ActionAid.
Harapannya simulasi penanggulangan bencana inklusif ini dapat menjadi ruang bagi semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan tanggap darurat pemerintah daerah serta masyarakat dalam menghadapi bencana adalah melalui pelaksanaan latihan/simulasi. "Bagi saya simulasi penanggulangan bencana ini penting karena desa saya dekat dengan pesisir ada ancaman tsunami, gempa sering terjadi dan saya rasakan kalau tidak ada pelatihan tentu saya bingung dan tidak tahu harus melakukan apa ketika ada bencana," ujar Lia, Focal Point Perempuan Desa Umbul Tanjung, Serang.
Nanda selaku perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang juga menyampaikan pentingnya kolaborasi multipihak untuk penanggulangan bencana, “pemerintah, masyarakat, kemudian sektor swasta kemudian ada pihak sekolah sekarang dan media yang sekarang disebut pentahelik itu semua wajib berperan dalam penanggulangan bencana. Masyarakat setempat penting terlibat karena mereka mengetahui wilayahnya, tahu keadaan kondisi nyata," jelasnya.