Kabar Bali Hits - Reza Rahadian : Peran Perempuan Dan Kaum Muda Jalur Mencapai Pengurangan Risiko Bencana Dan Pembangunan Ketahanan

Diterbitkan pada Kamis, 02 Juni 2022

Reza Rahadian : Peran Perempuan dan Kaum Muda Jalur Mencapai Pengurangan Risiko Bencana dan Pembangunan Ketahanan-kabarbalihits

Aktor nasional, Reza Rahadian Matulessy turut memberikan pandangan dalam salah satu pertemuan rangkaian Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di kawasan Nusa Dua, rabu (25/5). Reza berbicara tentang pengurangan risiko bencana dan pembangunan ketahanan, fokus pada konteks global dan nasional kepemimpinan perempuan dan anak muda dengan caranya yang dapat memberikan solusi untuk mengantisipasi bencana, perubahan iklim dan konflik.

Aktor yang membintangi beberapa film layar lebar ini mengatakan, laporan tinjauan kemanusiaan global tahun 2022 memperkirakan akan membutuhkan dana sekitar 41 Miliar Dollar untuk membantu 194 juta dari 296 juta orang yang membutuhkan di 69 negara. Namun kebutuhan tersebut telah berubah dalam waktu kurang dari enam bulan, yakni telah menunjukkan kebutuhan dana sebesar 46,06 miliar dollar untuk membantu 202 juta dari 303 juta orang yang membutuhkan di seluruh.

Disisi lain, konflik, Covid 19, krisis iklim, dan kenaikan biaya telah menjadikan bahaya bagi 811 juta orang di dunia yang menghadapi kerawanan pangan dan kelaparan.

“Jumlah mereka yang menghadapi kerawanan pangan akut meningkat lebih dari dua kali lipat selama 3 tahun terakhir, yakni dari 135 juta menjadi 276 juta sejak 2019, di mana 44 juta orang di 38 negara berada di ambang kelaparan,” ucapnya saat pidato didepan podium.

Selain itu, diperkirakan sebanyak 1,8 miliar orang di tujuh belas negara, atau seperempat dari populasi dunia, tampaknya menghadapi krisis air yang telah, dan akan terus meningkat dalam konteks perubahan iklim yang menyebabkan konflik sosial. Mengenai konflik, menurutnya saat ini lebih dari 70 juta orang mengungsi akibat konflik di seluruh dunia.

“Ketika kita melihat peta konflik dunia, kita melihat bahwa konflik skala kecil tidak tercermin. Dan kemudian ada pertanyaan tentang tindakan pengurangan risiko bagi orang-orang yang hidup dalam konflik seperti Palestina. Kami memiliki perwakilan dari Palestina yang akan berbagi pengalaman dari konteks konflik,” imbuh Reza.

Melihat konteks Indonesia, gempa bumi dan tsunami telah menjadi ancaman terbesar bagi negara. “Menarik untuk dicatat bahwa dampak perubahan iklim belum mendapat banyak perhatian sampai beberapa tahun terakhir. Untuk berbagi beberapa poin tentang kerentanan Indonesia, sangat penting bagi kita untuk bertanggung jawab. Atas situasi ketidaksetaraan sosial, ekonomi, politik dan lingkungan yang ada di dunia adalah karena apa yang telah kita lakukan atau tidak lakukan di masa lalu dan terus melakukannya. Oleh karena itu kami menganjurkan agar kami mengadopsi Agenda lokalisasi di semua pekerjaan ketahanan kemanusiaan kami. Apa artinya? Memfasilitasi peningkatan kapasitas aktor lokal, pemerintah pusat, CBO, masyarakat, dan yang terpenting bagi perempuan dan kaum muda untuk merespons, pulih dari, dan membangun ketahanan terhadap guncangan dan tekanan  yang mencakup penanganan dampak perubahan iklim, pengurangan risiko bencana dan konflik,” bebernya.

Perempuan merupakan separuh dari populasi dunia. Tidak ada tindakan pembangunan yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat atau berkelanjutan dengan meninggalkan 50% populasi dari proses pengambilan keputusan. Padahal di tahun 2019, terdapat kurang lebih 1,2 miliar pemuda berusia 15 hingga 24 tahun di dunia, atau sekitar 16 persen dari populasi global. Menurut Reza jangan sampai mengalihkan beban ke generasi berikutnya untuk menangani iklim dan konflik di seluruh dunia.


Artikel ini telah tayang di kabarbalihits pada 26 Mei 2022 dengan judul yang sama