Diterbitkan pada Senin, 03 Januari 2022
JOMBANG – Para ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa), anak punk, disabilitas, dan gelandangan psikotik di Jombang mendapatkan vaksin COVID-19. Orang-orang tersebut tergolong minim perhatian akibat tidak mempunyai identitas diri.
Orang-orang tersebut bisa mengikuti vaksinasi yang diselenggarakan oleh Ansor Jombang yang bekerjasama dengan puskesmas Mayangan, Jogoroto, Jombang di Griya Cinta Kasih (GCK), Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Senin (27/12/2021).
Dengan bantuan petugas dari GCK puluhan ODGJ digiring dan diarahkan untuk mengikuti vaksinasi. Karena dirasa perlu membantu pemerintah dalam pemerataan vaksin, target yang disasar ialah lansia sepuh, ibu menyusui, anak anak, gelandangan, ODGJ serta Mr X (Mereka yang tidak punya NIK atau identitas diri).
"Perhatian kami difokuskan untuk kelompok rentan dan kelompok marginal. Pada hari ini, kami sasar, membuka kuota 300-350 orang," kata, Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Jombang, Zulfikar Damam Ikhwanto pada Senin (27/12/2021).
Nantinya Mr X yang tidak memiliki data pribadi ini, akan di komunikasikan dengan (Dispendukcapil) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jombang agar mempunyai NIK dan bisa dilakukan vaksinasi.
Sementara itu, Ketua Yayasan GCK Jombang, Jamiin, menuturkan, vaksinasi ODGJ dan kelompok rentan mengalami keterlambatan karena ada beberapa orang yang belum memiliki NIK dan KTP.
"Jadi kami harapkan untuk semua pihak bisa mengatasi. Harus datang ke GCK untuk mengecek yang belum punya identitas," katanya.
Pria berusia 60 tahun itu melanjutkan, hari ini sudah ada Dispendukcapil yang datang. Kurang lebih ada sekitar 17 ODGJ yang identitasnya belum diketahui.
Jamiin mengungkapkan, jumlah total ada 200 ODGJ, dan yang divaksinasi tahap 1 sebanyak 90 ODGJ. Untuk hari ini ada yang melakukan vaksinasi tahap 2.
"Ada juga yang sudah melakukan vaksin ke tahap 2 dan ada yang belum," tandasnya.
Ia menyebut, sejak awal memang kendala yang dihadapi ialah tidak adanya identitas dari para ODGJ, sehingga jatah vaksinasi yang harusnya didapat jadi terhambat.
"Kendalanya memang ada segelintir yang belum mendapatkan identitas sehingga ada beberapa yang belum di vaksin," katanya.
Ditanya soal bantuan dari pemerintah untuk ODGJ, Jamiin menuturkan memang ada bantuan, namun hanya dalam bentuk makanan.
"Kalau dari Pemerintah untuk bantuan ke ODGJ ada, bentuknya makanan. Kalau kesehatan sangat kurang, sehingga seperti adanya rumah sehat itu sangat diperlukan. Jadi sangat diperlukan," pungkasnya. (*)