Bantuan Diantar ke Penerima, Saefudin Terharu Tak Perlu Berebut

Diterbitkan pada | Rabu, 01 Februari 2023


Saefudin, 44 tahun, menyeka air mata yang tak berhenti merembes di kelopak matanya. Warga Kampung Cibinong Desa Ciwalen, Kecamatan Warung Kondang, Cianjur, pilu menatap rumahnya yang rusak berat akibat guncangan gempa bumi berkekuatan Mw 5.6, 21 November 2022 lalu. Sudah hampir dua bulan pria pedagang nasi tersebut tinggal di tenda darurat yang berdiri di tanah lapang di pinggir jalan masuk ke desanya. Di tenda Saefudin tinggal bersama istri, anak, menantu dan cucunya yang masih berusia tujuh bulan. Sebelumnya, di tenda yang sama juga tinggal 8 KK lain bersama Saefudin sekeluarga.

“Cucu saya sering sakit, istri sakit, saya sakit, semua sering sakit. Namanya juga tinggal di tenda”, Saefudin menceritakan kondisi kesehatan keluarganya selama tinggal di tenda. Hujan, angin kencang hingga panas terik matahari harus mereka hadapi setiap hari. Bukan hanya itu, ular pun sering kedapatan masuk ke dalam tenda. Hal itulah yang membuatnya ngeri dan ingin segera kembali ke rumah. Selama tinggal di tenda, Saefudin bersama keluarganya harus bolak balik ke rumah untuk keperluan ke kamar mandi. Itupun dilakukan dengan perasaan was-was karena keadaan rumah yang rusak.

Akibat guncangan gempa, rumah Saefudin rusak parah. Atap rumah ambrol dan temboknya retak. Tak hanya rumah yang rusak, istri dan cucunya terluka hingga berdarah terkena serpihan kaca saat berlari menyelamatkan diri keluar rumah. Saat kejadian, Saefudin tengah berada di Rumah Sakit menunggui anaknya yang sedang dirawat. “Saya ditelpon, disuruh pulang. Tapi tidak dikasih tahu keadaan rumah. Tidak ada yang memberi tahu keadaan istri dan cucu saya”, kenang Saefudin sambil kembali menyeka air mata. Saefudin juga terpaksa berhenti berjualan karena seluruh peralatan dagang yang disimpan di gudang rusak tertimpa reruntuhan.

“Saya terharu dengan bantuan yang diberikan. Sampai nangis waktu dibuka. Alhamdulillah peralatan istri, peralatan bapak, semua ada, untuk anak juga ada. Alhamdulillah berasnya, bumbunya, lauknya juga ada. Alhamdulillah, terharu. Saya terharu, bener bahagia, itu ngasihnya juga tidak dikit-dikit, itu selusin-selusin. Saya Alhamdulillah. Semua ada, sampai sabun juga ada, terima kasih”, haru Saefudin mengucap terima kasih sambil tak berhenti mengucap syukur. “Saya terharu karena tidak perlu berebut untuk mendapat bantuan seperti sebelum-sebelumnya”, tambah Rohayah, istri Saefudin.

Saefudin adalah satu di antara penerima paket bantuan dari YAPPIKA-ActionAid. Pasca gempa Cianjur, YAPPIKA-ActionAid menyalurkan 494 paket bantuan untuk warga terdampak yang mengungsi di 5 desa penyangga di Kecamatan Sukaluyu dan 2 desa yang terdampak berat di Kecamatan Warung Kondang. Sasaran utama penerima bantuan adalah warga terdampak yang mengungsi, serta kelompok rentan seperti lansia, perempuan hamil/menyusui, dan warga terdampak yang tinggal di tenda pengungsian. Paket bantuan yang diberikan terdiri dari paket keluarga yang berisi bahan makanan seperti beras, bawang merah dan bawang putih, cabai, ikan asin, sayuran dan buah buahan. Paket lansia berisi selimut, popok lansia, dan sarung. Paket kemartabatan perempuan berisi pakaian dalam, pembalut, sabun mandi, pasti gigi dan sikat gigi, handuk, serta sabun cuci. Paket balita yang terdiri dari popok, kelambu, sabun bayi dan minyak kayu putih. Paket sekolah yang berisi peralatan sekolah, diberikan kepada anak sekolah yang duduk di Sekolah Dasar.