FOCAL POINT PEREMPUAN MEMFASILITASI MATERI TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK

Diterbitkan pada | Jumat, 21 Mei 2021

FOCAL POINT PEREMPUAN MEMFASILITASI MATERI TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK


Sudah 2 tahun lebih terjadinya bencana Tsunami Selat Sunda yang memporak porandakan daerah pesisir pantai yang berada di Selat Sunda salah satunya yaitu Desa Tamanjaya yang terletak pada Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang-Banten. Ada beberapa Desa yang berada di Kecamatan Sumur yang terdampak Tsunami tersebut. Namun, masyarakat yang paling banyak terdampak terdapat 2 Desa yaitu Desa Sumberjaya dan Desa Tamanjaya. Warga Desa yang terdampak merupakan yang rumahnya rusak oleh gelombang tsunami, bahkan sebagian masyarakat pun kehilangan mata pencaharian mereka.

Setelah kejadian bencana tersebut, masyarakat bersama-sama mengupayakan untuk bisa bangkit dan bertahan pada saat bencana tersebut, hingga sampai saat ini mereka selalu berusaha untuk mempersiapkan kesiapsiagaan mereka dengan meningkatkan pengetahuan mereka melalui mengikuti pelatihan dan diskusi bersama para masyarakat bahkan lembaga sosial yang datang untuk memberikan peningkatan kapasitas kebencanaan. Salah satunya yaitu Program Emergency Respon and Recovery (ERR) oleh YAPPIKA dan PATTIRO dari saat bencana sampai saat ini.

Pada program ERR ini mereka melakukan pemberdayaan kepada masyarakat dengan meningkatkan ekonomi masyarakat, meningkatkan pengetahuan dan kapasitas terkait kebencanaan serta melakukan kapasitas perlindungan untuk masyarakat yang terdampak. Pada kegiatan perlindungan ini, YAPPIKA dan PATTIRO melakukan kapasitas terhadap masyarakat khususnya kepada perempuan agar hak mereka tetap terlindungi dan dapat melindungi diri mereka sendiri dalam kondisi bencana sekalipun.

Oleh karena itu, para perempuan selalu diajak untuk berdiskusi dalam kegiatan masyarakat agar dapat saling bertukar pikiran dan mendapatkan pengetahuan terkait perlindungan yang dibutuhkan oleh kelompok rentan. Dari setiap diskusi tersebut akan terlihat beberapa perempuan yang dapat menjadi aktor atau biasa kita sebut dalam program yaitu Focal point (FP) untuk memotivasi perempuan-perempuan yang lainnya yang belum mendapatkan informasi dan masih belum tahu tentang perlindungan tersebut.


Selanjutnya, dalam setiap pertemuan Forum perempuan, Focal Point Perempuan dapat memfasilitasi dan menyampaikan materi tentang perlindungan kepada perempuan yang lainnya. Pada kesempatan ini, salah satu Desa Tamanjaya FP Perempuan yang bernama Ibu Asnimah mendapat kesempatan untuk bisa memfasilitasi menyampaikan materi kepada perempuan di Desa Tamanjaya tentang mengidentifikasi kelompok rentan dan perlindungan terhadap perempuan. Beliau menyampaikan bahwa “Dalam bencana kita harus bisa mengetahui kelompok rentan atau yang kelompok yang mempunyai keterbatasan untuk bisa kita bantu terlebih dahulu. Diantaranya yaitu anak-anak, ibu hamil, bayi dan balita, lansia dan disabilitas. Namun, perlu diketahui pula bahwa perempuan yang seperti kita bisa menjadi kelompok rentan dikarenakan ada beberapa faktor diantaranya yaitu banyaknya korban pelecehan, pemerkosaan dan bahkan kekerasan yang dialami oleh perempuan yang bisa dilihat diberita-berita. Oleh karena itu, kita harus bisa mengetahui kelompok-kelompok rentan ini agar kita dapat membantu mereka untuk bisa melindungi mereka dan dapat membantu kebutuhan mereka.” Dari tindak lanjut diskusi ini para perempuan membuat FORUM PERMPUAN DESA (FPD) Desa Tamanjaya agar bisa saling berkomunikasi dan menjalin relasi untuk bisa saling bertukar informasi yang terjadi terkait kebencanan dan perlindungan perempuan di masing-masing kampung. Untuk mengetahui jumlah dari kelompok rentan, Ibu Asnimah dan para FP Perempuan di masing-masing kampung bersepakat untuk mendapat kelompok rentan agar para perempuan yang hadir juga dapat mengetahui siapa saja kelompok rentan yang ada di Desa Tamanjaya.

Selanjutnya, tidak hanya berhenti pada diskusi disitu saja, Forum Perempuan Desa (FPD) Desa Tamanjaya melakukan pertemuan dan diskusi kembali yang di fasilitasi oleh focal point perempuan yang lain yaitu Ibu Isun. Dikarenakan pada pertemuan sebelumnya mereka sudah mengetahui kelompok rentan dalam bencana dan perlindungan. Setelah itu, sebagai salah satu Focal Point Perempuan Ibu Isun akan memfasilitasi diskusi terkait perlindungan terhadap anak dengan menjelaskan terkait tumbuh kembang anak. Pada saat pertemuan tersebut Ibu isun mengatakan bahwa “anak merupakan salah satu kelompk rentan yang harus kita priorotaskan dan diperhatikan, baik dalam fisik dan psikologisnya. Oleh karena itu, sebagai orangtua kita harus mengetahui bagaimana tumbuh kembang anak kita terutama pada saat atau sesudah terjadinya bencana, karena dikhawatirkan terdapat gangguan mental yang masih anak kita rasakan pada saat terjadi bencana tersebut. Dan masih banyak faktor yang harus diperhatikan tentang anak dari mulai dia dalam kandunga, lahir hingga dia dewasapun harus perlu kita perhatikan sebagai orangtua agar mereka merasa bahwa mereka merasa terlindungi kita sebagai orangtua dapat mencari solusi pemasalahan anaknya. Bahkan kita sebagai orangtua saja tidak bisa seenaknya menuntut kepada anak atau bahkan sampai menyakiti anak agar mereka bisa mendengarkan orangtuanya. Oleh karena itu, peran kedua orangtua sangatlah penting dalam melindungi hak anaknya dalam hal pendidikan, keagamaan bahkan kehidupasn sosial mereka.”

Dari setiap diskusi tersebut, para perempuan menjadi saling bertukar informasi satu sama lain dalam pengetahuan yang dapat dikatakan oleh Ibu Rumsah bahwa selama mengikuti diksusi ini merasa pengetahuan dan informasi yang di dapatkan sangat bermanfaat karena sebelumnya beliau tidak pernah mengetahui informasi tersebu 

Tag :