Diterbitkan pada | Rabu, 08 November 2023
Kornelius Jorim Manase Pelle, S.Pd, pria berusia 50 tahun merupakan guru kelas 4 (empat) SDN Oeli’i 2. SDN Oeli’i 2 merupakan SDN Dampingan Program Sekolah Aman YAPPIKA-ActionAid yang mendapatkan bantuan dana rekonstruksi 3 ruang kelas. Jorim, begitu nama beliau dipanggil, telah mengajar SDN Oeli’i 2 selama 18 tahun sejak 2005 sebagai guru honorer. Kiprahnya yang cukup lama di SDN Oeli’i 2 membuatnya cukup mengetahui kondisi SDN Oeli’i 2.
“Kondisi sekolah sangat memprihatinkan, padahal ini gedung kedua. Gedung ini dulunya dimiliki oleh Palang Merah Indonesia saat jajak pendapat saat Konflik Timor Leste. Saat itu Kabupaten Kupang merupakan wilayah perbatasan konflik,” tukasnya.
Dia menjelaskan pula bahwa bentuk sekolah semi permanen, atapnya memakai seng, temboknya dari pelepah. Namun, kita harus bertahan. Jadi, ketika musim hujan air akan rembes ke tembok. Kemudian, saat hujan lantai berlumpur karena tidak diplur. Musim panas datang berdebu. Kemudian 2007 dibangun tetapi belum ditempati. 2011 baru ditempati. Kemudian diperparah saat siklon seroja pada April 2021 lalu.
Meski sudah bertahun-tahun menjadi guru honorer di SDN Oeli’i 2, Beliau tetap tidak gentar mengajar siswa-siswi di sekolah. Jorim juga tak pernah mengeluh meski perjalanan dari rumahnya ke SDN Oeli’i 2 harus menempuh jarak 7,5 km.
“Semua saya lakukan karena saya memiliki tekad untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk SDN Oeli’i 2. Pendidikan yang baik tidak hanya membicarakan sarana dan prasarana yang memadai tetapi juga ada hal yang mendasar yang harus diperhatikan terkait keberanian, rasa aman dan nyaman seluruh warga sekolahnya. Semua harus turut berpartisipasi”, tegasnya.
Beliau pun berterimakasih kepada YAPPIKA-ActionAid dan mitra lokal Bengkel APPeK telah membantu Pembangunan 3 ruang kelas ini, siswa-siswi yang tadinya belajar dengan sekat-sekat di tiap kelas. Akhirnya bisa merasakan belajar dengan fokus, kondusif dan nyaman.
“Saya berharap seluruh warga SDN Oeli’i 2 bisa melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan kondusif dan seluruh warga juga bisa menjaga apa yang sudah diperbaiki demi kemaslahatan bersama”. Red