Diterbitkan pada | Sabtu, 08 Oktober 2022
Jakarta, 7 Oktober 2022 – Pada hari terakhir pelaksanaannya, acara puncak Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KNPRBBK) XV mengemukakan kebutuhan kolaborasi para pihak secara inklusif untuk penguatan tata kelola, pelaksanaan, dan pemantauan dalam pengembangan PRBBK di Indonesia.
“KNPRBBK menjadi mekanisme pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan capaian target PRBBK yang dimuat dalam target Peta Jalan PRBBK 2022 - 2044. Dengan demikian, KNPRBBK kedepan direkomendasikan dilakukan setiap dua tahun sekali dengan tema-tema untuk mencapai Visi Peta Jalan PRBBK, yaitu ‘Mewujudkan resiliensi masyarakat Indonesia terhadap bencana dan krisis iklim untuk Pembangunan Berkelanjutan,’” papar Sisca Solokana, Wakil Ketua I Forum Pengelolaan Risiko Bencana Provinsi Nusa Tenggara Timur, saat membacakan tujuh rekomendasi KNPRBBK XV.
KNPRBBK XV turut merumuskan Peta Jalan PRBBK 2022-2044 beserta strategi operasionalisasinya. Strategi tersebut menggarisbawahi pentingnya penguatan kebijakan dan program PRBBK, peningkatan investasi PRBBK di sektor dan wilayah prioritas pembangunan, peningkatan kapasitas ketangguhan serta kepemimpinan lokal, pelembagaan dan replikasi praktek PRBBK berbasis kawasan, dan pengembangan inovasi dan teknologi PRBBK. Hal ini mensyaratkan pelibatan bermakna beragam kelompok marginal dan paling berisiko tinggi, yang seringkali dipinggirkan dalam kerja-kerja pengelolaan risiko bencana.
“Perempuan sudah saatnya sekarang mengambil peran sebagai pemimpin yang ada di tempat-tempat yang selama ini menjadi sarana edukasi bagi publik dan tempat-tempat lain yang bisa terdampak bencana, contohnya di rumah, sekolah, rumah ibadah, sarana kesehatan, pasar, kantor, juga objek-objek pembangunan yang lain. Peran-peran ini penting untuk diambil oleh perempuan sebagai bagian dari upaya-upaya PRBBK,” tutur Lilik Kurniawan, Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
KNPRBBK XV terlaksana dengan Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) sebagai inisiator, dan para mitra utama yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Program SIAP SIAGA (Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesiapsiagaan Bencana), serta lebih dari 120 lembaga pendukung lainnya. Sebagai bagian dari rangkaian acara, telah terlaksana pula lokakarya pra-konferensi sepanjang Agustus-September 2022 di Aceh, Sumatra Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, yang diikuti sekitar 300 peserta.
Rangkaian KNPRBBK XV telah membahas pentingnya peran sentral komunitas dalam ketangguhan bencana sebagai subyek. Komunitas dalam gerakan PRBBK tidak hanya dimaknai sebagai kelompok masyarakat di wilayah tertentu, namun juga mengikutsertakan komunitas praktisi, akademisi, anak-anak, lansia, penyandang disabilitas, dan unsur masyarakat lainnya.
“Dengan berakhirnya rangkaian KNPRBBK, kami mengajak publik, termasuk para peserta konferensi, elemen komunitas, dan jejaring untuk menjaga semangat gerakan PRBBK, tingkatkan kebersamaan, dan menyukseskan Bulan Pengurangan Risiko Bencana yang akan diselenggarakan pekan depan. Kami juga akan menjadi perwakilan untuk memaparkan hasil KNPRBBK di Balikpapan,” pungkas Avianto Amri, Ketua Umum Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).
Puncak pelaksanaan KNPRBBK XV telah berlangsung mulai sejak Senin (3/10) lalu hingga Jumat (7/10) hari ini. Acara puncak terbagi dalam tiga sidang pleno, 10 sesi seminar tematik, dan 6 Ignite Stages (virtual booth). Keseluruhan rangkaian acara dilaksanakan secara daring via Zoom dan dapat disaksikan pula melalui siaran langsung di kanal YouTube PRBBK Indonesia.
###
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://linktr.ee/kn.prbbk, atau hubungi: Indira Hapsari
Ketua Panitia Pelaksana KNPRBBK XV
+6281326251401
Putu Hendra Wijaya
Humas, KNPRBBK XV
+6282242014704
Tentang KNPRBBK
Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KNPRBBK) adalah sebuah ruang berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik baik bagi pegiat, peneliti, dan praktisi penanggulangan bencana di Indonesia. Para pesertanya datang dari organisasi masyarakat sipil dan komunitas tingkat daerah maupun nasional, lembaga pemerintahan maupun nonpemerintah dari dalam maupun luar negeri, institusi pendidikan tinggi, dan lembaga filantropi. KNPRBBK terdahulu dilaksanakan di Yogyakarta (2004, 2011), Jakarta (2006, 2007, 2010), Bali (2008), Makassar (2009), Kupang (2012), Padang (2013), Bengkulu (2014), Surabaya (2015), Bandung (2016), Mataram (2017), dan secara daring pada 2021.
KNPRBBK diinisiasi oleh Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), sebuah organisasi nirlaba sebagai tempat berhimpun individu, praktisi, ilmuwan dan pemerhati penanganan bencana dari sektor pemerintah, lembaga internasional, LSM nasional, para akademisi dan lainnya. MPBI adalah anggota dari Humanitarian Country Team di Indonesia, Aliansi Pembangunan dan Kemanusiaan Indonesia (AP-KI), dan Asian Disaster Reduction and Response Network (ADRRN). Dalam penyelenggaraan KNPRBBK, MPBI didukung oleh berbagai komunitas dan lembaga pemerhati kebencanaan dari tingkat lokal hingga internasional.